Bolini Haroan

Kamis, 14 Maret 2013

PEMBANGUNAN TUGU MAKAM RAJA SILAHISABUNGAN

PEMBANGUNAN TUGU MAKAM RAJA SILAHISABUNGAN

Sumber :  http://pungsin.wordpress.com/page/5/

(Punguan Sinurat)


1. Peletakkan batu pertama, 12 April 1969.
Cuaca yang cerah, angin bermbus spoi – sepoi dan air danau toba “ Tao Silalahi “ bagaikan air dalam kuali tidak bergelombang seperti lazimnya bila setiap bulan april Tao Silalahi akan bergelombang angin kencang akan berhenbus dan cuaca tidak menentu. Itulah kenangan yang tak dapat dilupakan pada hari peletakkan Batu Pertama Tugu Makam Raja Sillahisabungan tanggal 12 April 1969.

Sehari sebelumnya rombongan dari Kabupaten Dairi, Simalungun, Karo, Langkat, Deli Serdang, Asahan, Labuhan Batu, Tapanuli Utara / Samosir, Kotamadya Medan dan Pematangsiantar telah tiba di silalahi yang diperhitungkan Kira – Kira 8.000 orang. Semua ingin menyaksikan dan berperan aktif dalam upacara peletakan batu pertama Tugu Makam nenek moyang yang sangat dihormati itu.
Upacara peletakkan batu pertama ini dipandu Panitia dengan acara sebagai berikut :
  1. Jam 08.00 WIB upacara ritual di huta Sihaloho oleh raja – raja turpuk sekaligua menyediakan sesajen yang akan dibawa ke simarampas di Maras
  2. Jam 09.00 WIB rombongan berangkat ke maras yang dituntut panitia dengan Rata – rata Turpuk
  3. Jam 10.00 WIB upacara puncak peletakan Batu pertama, dengan didahului doa oleh Raja Daoton Dangkit Sihaloho, Kemudian di ikuti rata – rata Turpuk lainya. Batu besar seberat 200 kg di ikat rotan besar ( sulpi ) sebanyak 8 buah dengan panjang 12 m. rotan yang 8 buah itu dipegang keturunan masing – masing dari anak Raja Silahisabungan, kemudian menarik batu yang diikat kedalam sebuah lobang yang telah disediakan, persis dekat batu pertama Sagu – Sagu Marlangan.
  4. jam 11.00 WIB upacara Manglahan lombu sitiotio dihalaman Gereja HKBP Silalahi, didahuli gondang si – 33 dari Silalahi kemudian dilanjutkan gondang Toba yang didatangkan dari parbaba pulau Semosir.
  5. jam 13.00 WIN makan bersama sambil membagi pagori
  6. Jam 14.00 WIB sampai sore dilanjutkan taria menurut permintaan rombongan masing – masing daerah. Sungguh luar biasa animo warga Sillahisabungan mengikuti upacara ini terlihat dari kapal – kapal yang hilir mudik dari Tongging – Silalahi mengangkut rombongan yang datang dari Balige Tambunan, Parbaba Samosir dan rombongan dari Tolpik – Parapat. Walaupun begitu besarnya rombongan yang datang, pesta peletakkan batu pertama Tugu Makam Raja Sillahisabungan berjalan aman, tertib dan tak kurang suatu apa.
2. Foto dokumentasi peletakan batu pertama
Bapak V.I. Silalahi / Bupati Tk. II Dairi, selaku Ketua Umum Panitia Pusat sedang bersiap bersama ibu Nasution berangkat ke Silalahi Nabolah dalam rangka pesta peletakkan Batu Pertama Tugu & Makam Raja Silahisangungan tanggal 12 April 1969. “ Tak Kenal Maka Tak Sayang “, demikian terbentik dalam hati Bapak V.I. Silalahi dalam Rangka pembangunan Desa Silalahi. Desa Silalahi tanah leluhur Raja Silahisangungan dicikal bakal Marga Silalahi perlu diperkenalkan agar seluruh warga Silahisangungan  mencintai dan membengunnya.
Gerakan pembangunan Desa Terpadu ( GPDT ) Marsiputure Hutana Be Telah dimulai melalui pembangunan Desa & Makam Silahisangungan di Silalahi dan telah merintis pembukaan jalan raya Lae Pondon – Silalahi, dengan menggerakkan gotong – royong masyarakat.
Walau pada masa kepemimpinan beliau hal ini tidak dapat terlaksana seluruhnya, tetapi kedua rencana tersebut sudah nyata.

Gbr. Rombongan V.I. Silalahi Bupati KDH Tk. II Dairi sedang memeriksa jalan Lae Pondom – Silalahi yang baru dikerjakan
Lokasi Maras dipoto sebelum dibangun Tugu Makam Raja Silahisabungan. Pada zaman dahulu maras ini dianggap angker dan merupakan salah satu keagungan Raja Silahisabungan, karena bila ada rencana musuh menyerang Silalahi Nabolak keramat Namartua Maras mengeluarkan suara dentuman untuk mengusir musuh. Dan di tempat inilah Raja Silahisabungan menyampaikan pada sagu – sagu merlangan.
Gambar Raja-raja Adat
Gambar diatas adalah raja – raja adat dan pengetusi Silalahi. Dalam gambar nampak Ketua I Panitia Pusat Ph.Silalahi ( 1 ) dengan sekretaris Umum Gr. A. Tambunan ( 2 ) sedang membacakan tata tertib dan panduan menuju maras.
Rombongan Panitia dan Raja – Raj Adat sedang berjalan menuju maras diiringi Gondang Silalahi. Nampak dalam Gambar berjalan dimuka Raja Adat Silalahi. V.I. Silalahi ( 2 ). Y.Silalahi / Fa.Apul ( 3 ) W.Silalahi / Depera ( $ ) dibelakangnya Drs.Jenia Sihaloho Sidebang (7 ) dan Gr.Josua Sihaloho dari Paropo ( 8 ).

Rombongan sepanjang 2 km mulai dari lapangan Gereja HKBP sampai Maras menunjukkan antusias warga Silahisabungan mengikuti upacara yang bersejarah ini. Sebelum batu besar diikat masing-masing Turpuk (8 Turpuk ) untuk dimasukkan kedalam lobang yang telah disediakan, lebih dahulu Raja Daoton Dangkit Sihaloho (1) mewakili Raja – raja Adat Silalahi mengucapkan kata pembukaan. Dalam kata pembukaan ini Raja – raja Adat Silalahi berharap semoga peletakan batu pertama ini di ridhoi Tuhan Yang Maha Kuasa dan Tugu Makam yang kita dambakan segera terwujud dan akhirnya dengan pepatah – pepitih .
Gambar diatas adalah acara puncak. Batu Besar diikat 9 batang rotan ( sulpi ). 8 batang untuk ditarik Turpuk nan delapan, yang satu batang ditarik pihak Boru ( Puteri ) warga Silahisabungan. Letak Turpuk yang delapan disesuaikan dengan masa menerima Poda sagu – sagu marlangan , yakni Sihaloho, Sondiraja, Sidabariba dan Pintu batu disebelah kanan, Siraja Tambun dan utusan Boru ditengah, Situngkir, Sidabutar dan Sidebang sebelah kiri. Sebelum batu yang diikat ditarik dan dimasukkan kedalam lobang. Didahului dengan tonggo – tonggo ( Doa ) yang dilakukan Guru Taon (Parmangmang). Nampak pada gambar  guru Taon (1) sedang martonggo – tonggo. Didampingi para tokoh – tokoh warga Silahisabungan dan Raja-raja adat Silalahi.
Dapat ditambahkan bahwa pelaksanaan peletakkan batu pertama ini berlangsung dari jam 10.00–11.00 WIB (parnangkok ni mata ari) dengan aman tertib dan lancer. Kemudian dilanjutkan dengan acara“ Mangalahat lembu sitio-tio“ di tanah lapang gereja HKBP Silalahi.
Raja – raja Adat ( Turpuk ) didampingi Panitia membuka godang Mula – Mula dan menari bersama. Nampak pada gambar diatas barisan Raja – raja Turpuk Sihaloho, Situngkir, Sondiraja, Sidabutar, Sidabariba, Sidebang, Pintu batu, dan Siraja Tambun serta barisan panitia dan tokoh – tokoh warga Silahisabungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar