Perkawinan Silahisabungan dengan Pinggan Matio
Sumber : http://pungsin.wordpress.com/page/3/
(Punguan Sinurat)
Posted on September 18, 2010 by dunkom
Setelah Raja Parultop tiba di Balla, ia
disambut istrinya dan anak – anaknya, dengan rasa gembira. Mereka
tercengang melihat ikan batak yang begitu banyak , lalu bertanya : “
dari mana ihan batak yang banyak ini ? biasanya bapak membawa daging
rusa atau burung sekarang jadi lain, “ kata istrinya. Raja Parultop
menerangkan pertemuannya dengan Silahisabungan dan menjelaskan
perjanjian mereka tentang rencana perkawinan puterinya dengan
Silahisabungan.
Keluarga Raja Parultop merasa gembira
mendengar berita itu, lalu mempersiapkan peralatan untuk perkawinan
puterinya . setelah tiba hari yang ditentukan berangkatlah Raja Parultop
bersama rombongannya ke Silalahi dan setelah tiba diatas bukit
Laksabunga, Raja Parultop menyalakan api tanda bahwa mereka sudah
datang. Melihat asap api itu, Silahisabungan pun menyalakan api tanda
bahwa ia telah siap menyambut kedatangan rombongan Raja Parultop.
Silahisabungan menyambut rombongan Raja
Parultop ditepi sungai yang agak dalam airnya. Raja Parultop bertanya
dalam hati, mengapa Silahisabungan menyambut kami disungai yang agak
dalam airnya ini ? kemudian Silahisabungan berkata : “ Tulang suru hamu
ma borumuna I sada – sada rot u bariba on, asa hupillit na gabe par
sinondukhu. “ ( paman, suruhlah putrinya menyeberangi satu – persatu
supaya kupilih yang menjadi istriku ). Baru Raja Parultop mengerti
mengapa Silahisabungan menyambut mereka ditepi sungai itu, lalu menyuruh
puterinya satu – persatu menyeberangi sungai itu, dengan menjunjung
bakul berisi tipa – tipa. Dari mulai puteri pertama sampai putrid ke
enam, rupanya cantik rupawan, rambutnya bagaikan mayang terurai tetapi
satupun tidak mengenai dihati Silahisabungan. Baru putri ketujuh yang
rupanya agak jelek dan mata agak kero, Silahisabungan melompat menyambut
putrid Raja Parultop dan berkata : “ inilah pilihanku paman, menjadi
istriku, mudah – mudahan paman merestui dan Mulajadi Nabolon memberkati
semoga kami menjadi rumah tangga yang bahagia dan mempunyai keturunan
yang banyak, “ katanya.
Sebelum diberkati, Raja Parultop masih
menanya Silahisabungan lalu berkata : “ Mengapa kau pilih putri bungsu
ini ? perawakannya agak pendek dan rupanya pun jelek, padahal kakaknya
semua cantik dan badannya genit – genit. “ kemudian Silahisabungan
menjawab : “ paman, memang kakak yang enam orang itu semuanya cantik
rupanya, tetapi tidak merasa malu tadi menarik sarungnya keatas lututnya
sewaktu menyeberangi sungai ini, “ katanya dengan halus. Sebenarnya
gadis yang enam orang itu dilihat Silahisabungan dapat berjalan diatas
air karena mereka adalah manusia jadi – jadian ( jolma so begu ) yang
dibuat Raja Parultop untuk menguji kedukunan Silahisabungan. Tetapi hal
itu tidak dinyatakannya supaya jangan mempermalukan mertuanya. Sejak
itulah sungai itu bernama “ Binangsa so maila “.
Raja Parultop dan istrinya merestui dan
memberkati anak menantunya, lalu berkata : “ Goarmu ma borungku pinggan
matio boru Padangbatanghari, anggiat ma tio parnidaan dohot pansarianmu
tu jolo ni ari. Asa boru parsonduk bolon ma ho sipanggompar sipanggabe,
partintin na rumiris parsanggul na lumobi, paranak so pola didion,
parboru so pola usaon. Panggalang panamu, sipatuat na bosur, sipanangkok
na male. Ho pe hela na borju,goarmu silahisabungan, sabungan ni hata
sabungan ni habisuhon dohot sabungan ni hadutoan. Nunga dipatuduhon ho
habisuhon do hot hadatuonmu na mamillit parsinondukmon, partapian
simenak enak maho perhatian so ra monggal parninggala sibola tali. Asa
saut ma ho gabe raja bolon jala na tarbarita, pasu-pasuon ni mulajadi
Nabolon,”katanya.
Setelah selesai pemberkatan, rombongan
raja Parultop kembali ke Balla, tinggalah silahisabungan dengan pinggan
Matio boruPadangbatanghari memulai hidup baru dan membuka kampung
bernama huta lahi. Berselang sembilan bulan, rasa rindu pun mulai
bergelora untuk berjumpa dengan orang tuanya. Diajaknnya silahisabungan
pergi ke Balla mengunjungi keluarga. Silahisabungan yang sangat sayang
kepada isteri tercinta mengabulkan dengan senang hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar