SILAHISISABUNGAN (Karya Bapa saya di Serang-Banten)
By Mariia Goretty AH Sihaloho
in PUNGUAN POMPARAN NI RAJA SILAHISABUNGAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan, yang
mana saya mencobamenggoreskan pena saya tentang Sekapur Sirih
Silahisabungan. Sayamenggoreskan pena ini adalah karena atas perintah
ketua umumSilalahisabungan Se Banten Barat St. R Silalahi/BrNainggolan
periode2011-2014.Tulisan ini
merupakan suatu metode sarana menghimpun
dan menyatakan pendapat dan presepsi keturunan Raja Silahisabungan
dimanapun berada dantinggal. Pepatah mengatakan tak ada gading yang
retak, artinya kitaPomparan Silahisabungan adalah keturunan dan darah
Silahisabungan.Marilah kita bersatu untuk bersama dan sebaliknya bersama
untuk bersatu. Berlomba-lomba mendayung sampan ke pantai. Akan tetapi
kitaPomparan Raja Silahisabungan mari maju dan pantang mundur
menggapaicita-cita anak kita untuk kemudian hari.
Horas tondi madingin, pir tondi matogu
Horas ma hita Pomparan Raja Silahisabungan
Amanta debatama namamasu-masu
Manang didia pe hita maringanan.
Serang, November 2011
Hormat Kami,
Barani Sihaloho, SH (A. Hanri Surya Sihaloho)
SEKAPUR SIRIH SILAHISABUNGAN
Siraja Batak anaknya 2, yaitu:
- Guru tatea bulan
- Raja isumbaon
Guru tatea bulan anaknya:
- Tuan sariburaja
- Biding laut
- Limbong mulana
- Siboru pareme
- Sagala raja
- Silau raja
- Nantinjo
Raja isumbaon anaknya:
- Tuan sorimangaraja
Tuan sorimangaraja anaknya:
- Datu parngongo
- Datu pinjil
- Tuan sorbanibanua
Datu parngongo anaknya:
- Siambaton / suliraja
Datu pinjil anaknya:
- Narasaon
Tuan sorbanibanua anaknya:
- Sibagot nipohan
- Sipaet tua
- Silahisabungan
- Siraja oloan
- Raja hutalima
- Raja sobu
- Raja sumba
- Naipaspas
Silahisabungan anaknya:
- Loho raja
- Tungkir raja
- Sondi raja
- Butar raja
- Dabariba raja
- Debang raja
- Batu raja
- Tambun raja
Silahisabungan dari tarombo siraja batak yaitu generasi (sundut)
palimahon. Loho raja, Tungkir raja, Sondi raja, Butar raja. Dabariba
raja, Debang raja, Pintu raja, dan Tambun raja adalah generasi ke-6.
SABUNGAN
Silalahi didongkon do sabungan. Sabungan lapatan na keahlian na
soadong di angka marga-marga na lain di tingki jaman i. Sabungan artina
:
1. Sabungan dipangkataion
2. Sabungan diparbinotoan
3. Sabungan dipambahenon/pangaradotion
Alani i didongkon ma silahisabungan. Silahisabungan ima jolma
nabisuk jala napistar. Habisukan dohot hapistaronna na nipatarida:
partano na bidang, taona, hamaloan dohot adat/budayana. Budayana ima:
Tano Silalahi, Gondang Silalahi, Ulos Silalahi, Adat dohot uhum na.
PERJALANAN SILAHISABUNGAN
Pada zaman dahulu dipihak Tuan Sarba Dibanua terjadi suatu peristiwa
yang sangat penting dan tidak dapat dilupakan, yaitu Sibagot nipohan.
Zaman Sibagot nipohan terjadi musim kemarau ±7 tahun. Pada waktu itu
tanah kering, rumput-rumput tidak tumbuh, debet mata air semakin
menurun, dan bahkan mata air mati.
Akibat musim kemarau ±7 tahun bahwa hidup manusia dan hewan terancam
dan sangat meresahkan. Karena peristiwa tersebut, timbul dan tumbuh
kesadaran di Sibagot nipohan dan bertanya-tanya dalam dirinya. Kenapa
peristiwa ini terjadi pada kami. Dengan demikian timbul dalam hati
Sibagot nipohan berusaha untuk mencari jalan keluar agar musim kemarau
±7 tahun jangan berlarut-larut (berkepanjangan). Sibagot nipohan pergi
ke salah seorang yaitu orang pintar (datu) untuk menanyakan peristiwa
tersebut.
Orang pintar (datu) mengatakan kepada Sibagot nipohan, dimana Tuhan
Allah kita bermurung hati kepada kita. Dan oleh karena itu perlu kita
menyembah dan menyesali diri kepada Tuhan Allah kita.
Pada zaman dahulu cara untuk menyembah kepada Tuhan Allah kita
dengan adat dan tradisi misalnya musik batak (Gondang Bolon) dan karena
itu Sibagot nipohan memanggil adiknya itu Sipaet tua, Silahisabungan,
Raja oloan, dan disuruh ke hutan untuk mencari pohon, dan pohon ini
tumbang mengarah kampung mereka. Pohon yang dimaksudkan dan dibawa
kekampung, agar pohon tersebut dibuat tambatan (borotan) seekor hewan
yang menjadi kurban persembahan.
Sipaet tua, Silahisabungan, Rajaoloan telah berhari-hari dihutan dan
tidak menemukan pohon yang ditebang mengarah kekampungnya. Setelah
beberapa hari ternyata pohon tersebut didapatkan dan dibawa kekampung.
Sesampainya mereka di gerbang kampung
ternyata mereka melihat bahwa pesta telah selesai, akhirnya timbul marah bagi bertiga terhadap Sibagot nipohan.
Mereka tidak mau lagi bersatu tinggal dikampung tersebut, dan pergi
menelusuri pinggiran (pantai) danau toba. Ternyata mereka istirahat di
samosir yaitu Pangururan. Di Pangururan mereka menoleh kekampung
halamannya ternyata terlihat oleh mereka asap api Sibagot nipohan.
Dengan demikian mereka sepakat akan pergi dan berangkat dari
pangururan dan berpisah satu sama lain. Raja silahisabungan menelusuri
pantai Danau Toba dan sampai di Silalahi nabolak.
KEAHLIAN SILAHISABUNGAN
Silahisabungan menelusuri tepi Danau Toba berhari-hari. Dengan
perjalanan yang sangat melelahkan dirinya dan capek, maka
Silahisabungan beristirahat dan menyandar ke sebatang pohon dan
berteduh, ternyata ketiduran.
Diwaktu ketiduran tersebut, silahisabungan bermimpi ada orang
memberikan kepadanya suatu kotak (tembaga). Tembaga ini berisikan ilmu
dan kepintaran yang dapat didayagunakan olehnya. Selain tembaga juga
diberikan gotong (digunakan dikepala dan melilit semua bagian badannya)
pada waktu bermimpi, turun hujan begitu lebat dan petir.
Sadar dari mimpi, dan mengingati apa mimpinya tadi, dan badannya
sudah basah kuyub. Dengan demikian Silahisabungan melanjutkan
perjalanannya menelusuri tepi (pantai) Danau Toba bagian barat danm
mengarah ke utara.
SILALAHI NABOLAK
Setelah berhari-hari berjalan menuju arah utara, sampai disuatu
tempat dan melihat ke arah selatan bahwa tidak melihat kampung
halamannya lagi dan perasaanya nyaman dan tenang. Melihat kondisi dan
situasi dan geografis lingkungan bahwa silahisabungan menetapkan diri
tinggal di tempat tanah yang dipijak dan langit yang di junjung.
Silahisabungan nyaman dan tenang di tempat yang ditempati berhari-hari,
berbulan-bulan dan bertahun-tahun.
Suatu ketika Raja pakpak berburu ke tempat yang ditempati oleh
Silahisa bungan dan ternyata kaget Raja pakpak melihat orang ada yang
tinggal di tempat tersebut. Dalam hati Raja pakpak, Siapa dia ada
orangtinggal ditempat ini, dan dari mana dia bisa tinggal ditempat ini,
sedangkan lingkungan sekitar ini adalah kawasan kerajaanku, ada orang
tanpa saya ketahui memasuki daerahku tanpa permisi/ijin dari saya.
Akhirnya Raja pakpak mendekati Silahisabungan dan bertanya siapa engkau
dan darimana engkau bisa disini. Silahisabungan menyatakan saya adalah
silalahi, saya tinggal disini karena tanahku yang kududuki dan airku
yang kuminum. Hati dan perasaan Raja pakpak semakin membara dan
amarahnya semakin naik (sewaktu Silahisabungan berangkat dari kampung
halamannya, Silahisabungan membawa segenggam tanah dan air satu guci
kecil).
Raja pakpak mengatakan kalau memang benar seperti engkau katakan
alangkah baiknya kita adu menembak, bila benar yang dinyatakan bahwa
engkau takkan bisa kena peluruku ini. Silahisabungan menyambut dengan
senang hati dan sambil mengatakan bila saya tidak kena pelurumu, saya
akan menembakmu dengan pelurumu.
Dengan kata sepakat, maka Raja pakpak menembak Silahisabungan dan Silahisabungan tidak kena.
Silahisabungan mengatakan sekarang giliran saya untuk menembak raja.
Raja menjawab sekarang begini silalahi, masalah tembak menembak tidak
perlu kita teruskan lagi sebab apa yang dikatakan oleh silalahi adalah
benar. Sekarang beginilah silalahi ini adalah tanahmu dan sampai sejauh
mana batasan tanah silalahi.
Kalau demikian Raja baiklah dimana ada suara dentuman atau letusan
suara dari itulah batasan tanahku. Raja pakpak menyambut dengan baik.
Ia Raja, dan silahisabungan menyusun strateginya yaitu memotong bambu
muda, dan bambu ini diatur dan ditempatkan sesuai dengan kehendaknya.
Setelah dibuatkan sedemikian rupa posisi bambu muda, dan dikatakan
kepada Raja bila ada suara letusan itulah batas tanahku.
Sekarangdengarkanlah Raja, lalu Silahisabungan membakar dan api menyala
dengan semarak dan bambu yang dibakar oleh api tersebut bunyi dan
meletup.
Dengan mendengarkan suara-suara bambu yang bunyi, Raja pakpak
mengakui batas-batas tanah Silalahi sedemikian luas dan merupakan suatu
panorama yang indah.
SIAPA ISTRI SILAHISABUNGAN
Raja pakpak datang menemui silalahi setelah beberapa hari kemudian
dan bertanya kepada silalahi apakah sudah punya istri, Silalahi
menjawab saya belum mempunyai
istri, sebab saya belum pernah bertemu dengan seorang perempuan.
Raja pakpak mengatakan bagaimana kalau saya kenalkan dengan
perempuan dari kampung saya. Silalahi menjawab baik raja. Raja pakpak
mengingat dan mendengar lantunan jawaban silalahi ramah dan sopan,
maka Raja pakpak merasa iba dan merupakan sesuatu yang tidak dapat
diabaikan.
Setelah Raja pakpak dan silalahi memperbincangkan hal istri
silalahi, Raja pakpak menjanjikan dan dijemput oleh silalahi di suatu
tempat yang ditentukan oleh Raja pakpak dan tempat tersebut dibelah
oleh sungai.
Raja pakpak pulang kekampung yaitu kampung Balna. Dan lalu, membawa
perempuan 7 orang sambil menelusuri hutan yang lebat. Silalahi telah
menunggu ditempat yang ditentukan oleh Raja pakpak dan wanita
menyebrangi sungai dan waktum eny ebrangi sungai dari nomor 1 – 6
mengangkat pakaiannya pada waktumenyebrangi sungai dan yang ke tujuh
membiarkan pakaiannya basah.
Silalahi disebrang sungai menunggu dan melihat wanita berjalan
menyebrangi sungai, silalahi mengamati dan menyatakan dalam hatinya
bahwa wanita yang akan jadi istrinya yaitu wanita yang ketujuh
(terakhir), wanita yang pertama sampai keenam menurut pirasat silalahi
adalah wanita siluman.
Akhirnya silalahi menyampaikan isi hatinya kepada Raja pakpak, dan
Raja pakpak mengatakan kenapa tidak pertama atau kedua, ketiga,
keempat, kelima dan keenam, sebab mereka adalah wanita-wanita yang
cantik. Jawab silalahi mengatakan bukan masalah cantiknya Raja, tetapi
yang kupilih adalah kepolosan pribadinya dan kesopanannya. Istrinya
dinamai Sipinggan Matio
SIAPAKAH KETURUNAN SILALAHI
Silalahi menikah dengan wanita ketujuh. Perkawinan Silalahi dengan
isterinya yang disebut Br Padang Batangharii mempunyai anak lelaki
tujuh dan putri satu yaitu Deangnamora. Adapun anaknya yang tujuh
itu,yaitu:
- Loho raja
- Tungkir raja
- Sondi raja
- Bariba raja
- Butar raja
- Debang raja
- Batu raja
Semua anaknya itu diberi nama yang mempunyai arti dan peristiwa yang
tidak bisa dilupakan. Deangnamora menurut firasat adalah adik dari
Butar raja.
SIBORU NAILING (BORU NAIRASAON)
Siboru Nailing telah bertahun-tahun sakit, dan orang-orang pintar
tidak dapat mengobati, tetapi tidak tahu darimana diketahui dan
memanggil Silahisabungan untuk mengobati.
Silahisabungan datang dan sampai di Sibisa kampung halaman
Nairasaon. Nairasaon bertutur kata dengan silahisabungan, dan
menyatakan tolonglah obati putri saya ini, dan sudah banyak saya
panggil orang pintar, tetapi nputri saya ini belum sembuh-sembuh.
Dengan tutur bahasa nairasaon dengan silahisabungan, kata
silahisabungan apabila putri tuan sembuh apa upah saya? Apabila putri
saya bisa sembuh, apa permintaanmu saya kabulkan.
Setelah pembicaraan tersebut silahisabungan langsung berusaha
mengobatinya. Dengan proses pengobatan tersebut, ternyata siboru
nailing sembuh dari penyakitnya.
siboru nailing sembuh dari penyakitnya, silahisabungan bertutur kata
dengan nairasaon tentang upah yang dikatakan oleh silahisabungan, dan
nairasaon mengatakannya kepada silahisabungan, tetapi silahisabungan
mengatakan yaitu yang saya obati itulah untuk saya sebagai upahnya
Tidak panjang lebar nairasaon mangabulkan permintaan silahisabungan
Silahisabungan sempat tinggal di sibisa bersama siboru nailing.
Kebersamaan silahisabungan dengan siboru nailing menjadi suami
isteri, maka lahirlah salah seorang bayi dan bayi tersebut belum diberi
nama.
Setelah diketahui oleh orang dan khususnya tunangan siboru nailing
dan bermaksud agar siboru nailing kembali kepada tunangannya.
Sehubungan dengan tuntutan tunangan siboru nailing, lalu silahisabungan
datang, dan menyampaikan kepada orang saya, saya bawa ke silalahi
nabolak.
Atas pembicaraan tersebut, nairasaon mengabulkan permintaan
silahisabungan dan dibawa ke silalahi nabolak. Silahisabungan sampai di
silalahi nabolak , anak tersebut
dimasukkan dalam sebuah kantongan (hadang-hadangan) dan ditaruh disuatu
tempat tertentu. Setiap makan silahisabungan selalu memisahkan
sebagian besar nasinya. Hal ini selalu diperhatikan ibu batang hari dan
betanya-tanya dalam hati. Ada apa ini dengan perbuatan bapak, aneh
selalu memisahkan sebagian nasinya. Batang hari tidak tertahan dan
tersimpannya untuk mendiamkan prilaku silahisabungan.
Akhirnya boru batang hari menyapa silahisabungan, itu nasi buat apa
bapak, saya perhatikan setiap kita makan pasti
menyisakan/menyisikannasinya. Silahisabungan menjawab tidak untuk
siapa-siapa hanya untuk nasi kadang-kadangan itu. Batang hari melihat
dan memeriksa kadang-kadangan (kantongan) ternyata seorang bayi.
Bayinya, kenapa bapa rahasiakan.
Itukan keuntungan (manambuni do), maka disebutlah bayi itu tambun, dan diurus-urus dan disusuinya.
Beberapa tahun kemudian, tambun selalu bertanya dan penasaran
siapakah saya dan siapa ibuku, ini dikarenakan perasaan tambun sering
tersinggung oleh abang-abangnya.
Akhirnya tambun bertanya kepada bapaknya (silahisabungan) siapa saya ini dan siapa ibu saya?
Hal ini tidak dapat lagi ditutup-tutupi oleh silahisabungan, dan
tambun dibawa ke sibisa. Silahisabungan menyamatkan cincin ditangan
tambun dan mengatakan bahwa itu ibumu yang bertenun, tambun lari kesana
dan bilang suilaho-loho langsung mengganggu tenunnya.
Perbuatan tambun berulang-ulang kali dan menjadi jengkel perasaan
siboru nailing dan bertanya dalam hati siapakah anak ini. Tambun
mengganggu ibu yang sedang menenun dan terlihat olehnya ada cincin di
jari tambun. Siboru nailing bertanya dalam hati seperti cincin saya?
Siboru Nailing menangkap sitambun dan ditanya siapa kau sebenarnya,
dan dijawab oleh tambun, saya anak silahisabungan yang pernah mengobati
perempuan dari kampung ini.
Siboru nailing berpikir.... ini anak saya, saya yang pernah diobati
oleh silahisabungan. Dan tambun dari saat itu tinggal di sibisa dan
silahisabungan pulang kembali ke silalahi nabolak.
SILAHI RAJA (SILALAHI RAJA)
Kita berterima kasih kepada Tuhan dimana Raja Silahisabungan banyak pomparannya. Silalahi raja adalah keturunan silahisabungan.
Menurut torombo batak, bahwa silahisabungan adalah generasi kelima.
Naiambaton/Suli raja adalah generasi kelima. Naiambaton anaknya yaitu
simbolon tua, Saragih tua,
Munte tua, Tamba tua. Simbolon tua adalah generasi keenam. Putri
dari simbolon yang dinikahi oleh pomparan/keturunan silahisabungan.
Dalam adat batak, belum ada rasanya bahwa nama bapak langsung nama
anaknya, kecuali cucunya di perbolehkan membawa nama kakeknya.
Menurut rikayat silahisabungan sebagaimana diceritakan pada halaman
depan yaitu Peristiwa sibagot nipohan. Sibagot nipohan mempunyai
keturunan diantaranya Tuan siubil. Pada zaman tuan siubil terjadi lagi
peristiwa seperti zaman sibagot nipohan.
Tuan siubil mengutus suruhannya menemui silahisabungan di silalahi
nabolak. Sampai utusan tuan siubil dan ditanyakan atas kedatangannya,
lalu menceritakan peristiwa yang terjadi di Baige. Raja silahisabungan
mengatakan tolonglah temui saudara saya siraja oloan. Raja oloanlah
kesana. Maksud silahisabungan karena perih perasaannya tentang peristiwa
dengan abang mereka yaitu sibagot nipohan.
Utusan tuan siubil pulang dan kembali ke balige. Sesampainya
utusannya di balige dan ditanya bagaimana jawaban silahisabungan.
Jawabannya kita disarankan untuk menjemput siraja oloan. Akan tetapi
menurut tuan siubil yang penting yaitu silahisabungan dan di utus lagi
pergi ke silalahi nabolak. Utusannya sampai di silalahi
nabolak dan dilihat oleh deangnamora, lalu ditanya atas
kedatangannya, utusan tersebut menyatakan apa visi dan misi oleh tuan
siubil. Deangnamora mengatakan sudahlah saudara saya yang ditempat
gembalaan itulah bawa. Utusan tuan sihubil mengambil orang ditempat
gembalaan iu, dan dibawa 3 (tiga) orang dan naik sampan, dan sampai di
Pangururan mau menyebrangi tano ponggal, dari 3 orang itu 2 orang
melompat dan melarikan diri, utusan tuan siubil tinggal 1 oranglah
dibawa ke balige. Sampai di balige, tuan siubil sudah menunggu-nunggu
dan dilihatnya bahwa utusan
membawa orang dari silalahi nabolak. Sampai dan tiba di balige
langsung turunlah hujan di balige. dengan demikian bahwa tanah balige
dicurahi oleh hujan, tumbuh-tumbuhan, rumput-rumput, pohon-pohon dapat
tumbuh dan segar.
Dari saat itulah tinggallah silalahi di balige yaitu raja parmahan.
Dan sebab itulah tuan siubil mengatakan kepada keturunannya bahwa
silalahi adalah adik kita dan saudara kita. Raja parmahan tinggallah di
balige dan diberi tanah oleh tuan siubil kepada keturunannya bahwa
silalahi adalah adik kita dan saudara kita. Maka dibuatlah janji
(padan) bahwa tampubolon bersaudara dengan keturunan raja parmahan
(silalahi) yang di balige. Padan raja parmahan dengan tampubolon
menjadi padan pomparan silahisabungan.
Keturunan silahisabungan yang ke 2 orang itu tinggallah di
pangururan dan kawin dengan putri simbolon dan yang satu lagi yaitu
kawin dengan putri sianturi dari muara. Silalahi yang kawin di
pangururan tinggalah di bukit kampung sinabang, sedangkan dengan ptri
sianturi tinggal di tolping.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar